karangbaru[at]acehtamiangkab.go.id

 

Bupati Aceh Tamiang, Mursil, SH, M.Kn, tampak memungut sampah plastik saat meninjau lokasi ekowisata Tamsar 27, Kamis (6/2/2020), di Kampung Bengkelang, Bandar Pusaka. [dok. Humas 2020] 

 

Aceh Tamiang – Humas: Pemkab Aceh Tamiang cukup serius menjadikan Tamsar 27 di Kampung Bengkelang, Kecamatan Bandar Pusaka, sebagai objek ekowisata unggulan. Keseriusan ini disampaikan Bupati Aceh Tamiang, Mursil, SH, M.Kn, usai meninjau langsung Tamsar 27, Kamis (6/2) kemarin. Menurutnya objek ekowisata yang memiliki tangga air sebanyak 27 tingkat ini memiliki keunggulan tersendiri dan tidak ditemui di daerah lain.

“Lokasinya cukup indah, belum pernah saya temui di daerah manapun,” kata Mursil di hadapan perangkat kampung se-Kecamatan Karangbaru dan Kecamatan Sekerak, saat menggelar pertemuan dengan aparatur kampung dua kecamatan tersebut, Jumat (7/2/20), di Aula SKB Karang Baru.

Selain tangga air 27 tingkat yang dinilai cukup menakjubkan, keunggulan tamsar ini terletak pada kondisinya yang masih alami dengan ditandai keberadaan orangutan dan ikan di aliran air tamsar. Kawasan ini dinilainya bisa menyaingi Bukitlawang di Kabupaten Langkat, Sumut, yang selama ini memiliki daya tarik wisata penangkaran orangutan.

Bupati Mursil menyadari, meski memiliki potensi besar sebagai tempat wisata unggulan, Tamsar 27 masih sangat membutuhkan penanganan serius di sektor infrastruktur. Makanya dalam waktu dekat, ia akan kembali meninjau lokasi itu dengan membawa sejumlah SKPK yang bersinggungan dengan pembenahan lokasi ekowisata ini.

“Nanti Dinas PUPR kita bawa ke sana, karena memang jalannya masih sulit dilalui. Saya saja baru sampai di Tamsar 18,” bebernya.

Ke depan, kata dia, akses menuju Tamsar 27 akan semakin mudah. Bahkan masyarakat Medan dan sekitarnya, Sumatera Utara, sudah menjadi salah satu target wisatawan potensial, menyusul mulai dibangunnya tol Medan – Langsa, tahun depan.

Secara khusus, Bupati Mursil mengapresiasi Datok Penghulu Bengkelang, Suhardi, yang berjasa telah “menemukan” lokasi ekowisata yang berada di dataran tinggi tersebut. Dia pun mengimbau agar datok penghulu lain meniru kreativitas ini agar mampu menggali potensi kampung.

“Datoknya sampai berutang gara-gara membuka jalan ke Tamsar 27. Saya cukup kagum sama beliau, karena semangat membangun perekonomian kampungnya,” puji Mursil.

Sehari sebelumnya, Kamis (6/2), Bupati Mursil bersama sejumlah Kepala SKPK melakukan inspeksi ke Kecamatan Tamiang Hulu. Di sana, ia menggelar pertemuan dengan para Datok Penghulu dan aparatur kampung dari dua kecamatan, Tamiang Hulu dan Bandar Pusaka.

Usai pertemuan, Bupati Mursil dan ditemani 4 rombongan yang terdiri dari sejumlah Kepala SKPK, Camat bandar Pusaka, Abdul Muthalib, dan Kabag Humas, Agusliayana Devita, bergerak menuju lokasi objek ekowisata Tamsar 27 yang berada di Kampung Bengkelang, Kecamatan bandar Pusaka.

Lokasi yang berjarak sekitar 1 jam perjalanan dari Pulau Tiga, Tamiang Hulu ini mesti ditempuh melalui rute yang menanjak tinggi dan berbelok tajam. Jalan menuju Tamsar 27 memang baru saja dibuka oleh Kelompok Sadar Wisata tamsar 27 bersama pemerintah kampung setempat yang dibantu alat berat dari Dinas PUPR.

Seminggu setelah dibuka, objek ekowisata Tamsar 27 langsung menjadi buah bibir, viral di media sosial. Ini lah yang kemudian memancing hadirnya klaim kepemilikan dari kabupaten tetangga, yang kemudian dibantah oleh Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah III Aceh, Amri Samadi beberapa waktu yang lalu. [zuw]